Desa Penglipuran Bali: Tradisi Terjaga, Desa Terbersih di Dunia

Desa Penglipuran Bali berdiri sebagai permata budaya, sebuah perkampungan tradisional yang memukau dengan komitmen kuatnya terhadap adat dan kebersihan. Terletak di Bangli, Bali, desa ini terkenal secara internasional bukan hanya karena keaslian arsitektur Bali kuno yang terjaga, tetapi juga sebagai salah satu desa terbersih di dunia. Penglipuran adalah bukti nyata bagaimana tradisi dapat beriringan dengan kualitas hidup modern yang tinggi.

Karakteristik utama desa ini adalah tata letak yang unik, mengikuti konsep Tri Hita Karana, filosofi Hindu Bali yang mengutamakan keharmonisan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam. Hal ini tercermin dari penataan rumah yang seragam, jalan setapak yang bersih, dan penataan area publik yang sangat rapi dan alami.

Kebersihan di Desa Penglipuran Bali bukan sekadar slogan, melainkan bagian dari keseharian dan nilai luhur yang diwariskan turun-temurun. Penduduk desa secara kolektif menjaga kebersihan lingkungan, dari halaman rumah hingga jalanan dan fasilitas umum. Tradisi ini menanamkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan sejak usia dini, menciptakan standar kebersihan yang luar biasa.

Arsitektur tradisional Bali yang khas sangat menonjol di Penglipuran. Setiap rumah memiliki desain yang hampir seragam dengan pintu gerbang (angkul-angkul) yang identik, menciptakan pemandangan yang harmonis dan estetis. Penggunaan material alami seperti bambu dan kayu menambah kesan otentik dan menyatu dengan alam, merefleksikan kearifan lokal dalam membangun.

Daya tarik budaya Desa Penglipuran Bali juga terletak pada tradisi Ngaben (upacara kremasi) yang diadakan secara komunal, serta pertunjukan seni lokal yang sering ditampilkan. Desa ini hidup dengan ritual dan upacara adat yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, memberikan pengalaman budaya yang otentik bagi pengunjung yang datang.

Pariwisata di Penglipuran dikelola secara berkelanjutan. Penduduk desa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pariwisata, mulai dari menjadi pemandu, menjual kerajinan tangan, hingga menyediakan homestay. Model pariwisata ini memastikan bahwa manfaat ekonomi kembali kepada masyarakat lokal, sambil menjaga integritas budaya dan lingkungan desa.

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa